Senin, 22 Februari 2016

Hujan

Hujan, ketika Aku merasakanmu dalam ketenangan
Kau temaniku disetiap hiasan keindahan
Airmu ada dalam setiap keluh kesahku
Menyatukan kelabu diantara biru
Hujan, jika Aku bisa meminta
Aku ingin Kau selalu ada
Hujan, jika Aku dapat berharap
Aku ingin Kau jabarkan apa yang Aku ucap

Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhi di atas titik leleh es di dekat dan dia atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi( perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat ) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran kecilnya.

Aku berdiri diantara bayanganku, ketika langit seketika berubah menjadi kelabu, Aku menceritakan semua tentangku diantara airmu (Hujan), disaat Kau membasahiku. Aku memiliki teman yang sangat berarti dalam hidupku, Dia selalu mengerti keadaanku, selalu menemaniku kapanpun dan dimanapun diriku. Hujan, apakah Kau tau? Mungkin Aku hanyalah bagian yang tak pernah terlihat saat Kau turun, ketika Kau jatuh dengan beribu butiran partikel yang menutup pandangan diantaraku, disaat itu Aku hanya ingin menceritakan apa yang terjadi padaku. Aku tau, mungkin banyak orang yang tidak menyukai kehadiranmu, tetapi tidak denganku, karena Aku menyukaimu, dan selalu menunggu kehadiranmu. Hujan, karenamu Aku memiliki cerita, disaat Aku menghabiskan waktuku untuk menemaninya, memberikan sepenuhnya sebuah rasa untuk membuatnya bahagia. Turunya air itu menceritakan banyak hal, memberi makna disetiap bait dimana Ku tuliskan pada selembar kertas lama yang tertinggal, Aku punya satu impian diantara beribu impian, dimana Aku mengingatnya pada saat hujan. Tak banyak yang Aku tau tentang hujan, tengtang diriku, ataupun dirinya.

Terimakasih Tuhan, Engkau hadirkan hujan dan seseorang yang sangat berarti untuk-ku diantara ceritaku yang kelam, yang merubah keadaan suram menjadi seperti keindahan langit dengan cahaya bintang malam

Tuhan, Aku ingin tetap merasakan seperti ini
Berada diantara hujan, dan seseorang yang Aku sayangi

Aku ingin selalu rasakan 2 hal saat hujan untuk hidupku :
1. Hujan, dengan alasan : Aku mampu rasakan ketenangan.
2.  Berada disamping dirinya (Seseorang yang berarti untukku), dengan alasan : Aku bahagia karenanya.

Aku tidak pernah tau sebelumnya, saat senja terlihat nyata didepan mata, apa yang akan terjadi kepadaku, dan apa yang pernah terjadi kepadaku. Menurutku, kebahagiaan itu tercipta ketika seseorang telah mampu menyatukan antara rasa suka dan cinta, ketika seseorang dapat menyatukan artinya menerima dan diterima, ketika seseorang bisa menyatukan massa dan asa.

Aku berjalan diantara dedaunan yang pupus dihujam air dan diterpa angin, Aku melangkah disampaingmu, Kau ataupun Aku menceritakan apapun yang membuat tenang, membuang semua beban merebahkan rasa menyatukan kasih sayang, Aku selalu bersyukur mempunyai seseorang yang mau dengan tulus menemaniku, berada disampingku. Tentang air itu, ia selalu memiliki aroma yang khas disetiap ia turun dari atas langit menuju bumi dan menghantam tanah, air itu turun diantara jutaan makhluk hidup dengan banyak keluh kesah, sebagian resah, sebagian pasrah. Selalu ada cerita disaat air itu turun, entah apapun itu, yang pasti Aku merasa menjadi seseorang tanpa beban disaat air itu membasahiku, menjadi seseorang paling bahagia disaat Dia temaniku. Sadari, Aku memanglah seorang yang memiliki kehidupan dengan berbagai tekanan, jadi, apapun yang membuatku merasa tenang, Aku tak inginkannya pergi. Tak penting bagiku Kau mencintai siapa, dan siapa orang yang Kau harapkan untuk menjadi bagianmu diantara hujanmu, yang terpenting bagiku adalah Kau harus tau bahwa Aku selalu mencintaimu diantara hujanku. Aku selalu mengharapkan pelangi setelah hujan, agar Aku dapat menceritakan kepadanya untuk apakah Aku berdiri disampingnya, agar Dia melihat perjuanganku yang tak mudah untuk dirinya. Tak banyak yang Dia tau tentang kehidupanku yang pahit, karena Aku memang tak ingin Dia tau bahwa Aku berada dalam keadaan sulit. Aku hanya ingin membuatnya selalu tersenyum, tertawa dan bahagia dengan caraku sendiri, meski jauh dalam hatinya bukanlah Aku yang dicintai.

Teruntuk,
Bukankah air itu menjadi tenang disaat berada ditempat yang tenang?
Bukankah air itu akan terus mengalir hingga ditempat yang terakhir
Jika begitu adanya, Aku berharap air itu adalah Aku
Dan Kau adalah tempat dimana air itu mengalir tertuju
Karenamu Aku tau apa artinya menunggu
Karenamu Aku mengerti artinya rasa
Aku ataupun dirimu
Jika cinta tak dapat Kau beri untuk ku
Aku tak pernah menyesal mengenalmu didantara hujanku

Aku tak pernah mengenalmu sebelumnya, bahkan ketika Aku masih dengan ceritaku yang lama, disaat Kau hadir dalam kehidupanku, Aku memilih untuk menuliskan cerita yang baru, dimana Aku berharap Kau lah yang terbaik untuk menjadi bagianku, ini Hujanku.

Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, begitu kata orang bijak. Bila dibalik akan berarti, eksistensi kehidupan di jagat raya ini (secara adat ilahiah atau kebiasaan Tuhan) tergantung pada keberadaan air. Tumbuh-tumbuhan akan mengalami kekeringan tanpa suplai air, selanjutnya akan mati kekeringan, demikian juga manusia dan hewan.

Bagiku, Kau adalah air dan tanpamu Aku merasa tak berarti lalu mati.

Jumat, 19 Februari 2016

Diantara rasa

Terlanjur, tangkai bunga mawar yang berduri.
Bersyukur, memiliki rasa cinta yang tuhan beri.

Sebagian dari perjalanan, Aku berjalan dengan tenang tanpa alas kaki, menginjak sebuah bebatuan, menapaki dataran bumi ini. Aku memiliki beribu alasan untuk bertahan hidup, dan Kau salah satu-nya.

Ketika daun terjatuh menuju tanah yang terpisah menjauh dari tangkainya, Kau sendiri akan melihat ada sesuatu yang berbeda, semula daun dan tangkai tumbuh bersama, mereka bermula dari hal yang paling kecil dan hingga tiba saat dimana mereka terpisah. Begitulah, mungkin Kau juga akan merasakan hal yang sama, ketika Kau berada dengan seseorang yang selalu membuatmu nyaman, dengan seseorang yang selalu ada untukmu, selalu menemanimu, dan menyayangimu dengan tulus. Kau akan benar-benar tahu seberapa berartinya Dia untukmu ketika Dia menghilang, ketika Dia tak lagi ada kabar, dan entah kemana. Walapun mungkin Dia bukan seseorang yang Kau harapkan, meskipun Kau tidak mencintainya, tapi Kau akan merasa sangat berbeda ketika Dia tak ada, Kau akan merasa aneh, dan merasa sangat kehilangan. Sadarilah, tanyakan kepada hatimu "Siapakah orang yang selalu menemanimu?" . Jangan Kau menyadari ketika Dia pergi, jangan Kau sesali ketika Dia telah tak ada lagi. Kembalilah tanyakan pada hatimu, "Siapa yang sebenarnya berarti untukmu? Orang yang Kau cintai dahulu kala ataukah seseorang yang sekarang ada untukmu?" .

Ketika Kau memiliki beberapa lembar cerita yang telah usai, cobalah Kau mengawalinya dengan cerita yang baru.

Mungkin saja Kau tak pernah mengharap duri diantara tangkai mawar, namun kenyataanya duri itu ada disana. Lihatlah sebagai bunga yang utuh, jangan Kau menoleh karena terdapat berbagai duri.

Aku adalah "sesuatu" yang akan selalu berusaha menjadi "sesuatu" untukmu, entah baik atau buruknya Diriku, Kau sendiri yang akan menilainya, dan bukan orang lain.

Waktu membenarkan sebuah mimpi ketika Aku merasa berada diatas bayang-bayang, perjalanan dari bumi menuju alam mimpi melalui beberapa proses panjang, yang kemudian diharapnya dalam rasa sayang. Aku memiliki cara sendiri untuk menjadi diriku, apa adanya diriku tak akan merubah apa yang Kau inginkan, karena penilaian belum tentu sama dengan kenyataan. Tentu saja, dari ribuan peluh, raga ini menyisakan dua gambaran dimana Aku berada di titik paling gelap dan di titik paling terang, mungkin memang itulah hidup, mungkin begitulah cinta, yang terkadang memang sulit dimengerti adanya. Seperti, ketika Aku masih menjadi sosok anak kecil yang selalu merasakan arti kasih sayang, Aku tak benar-benar paham saat itu, dan ternyata setelah tumbuh beranjak dewasa Aku menyadari, bahwa hidup sesungguhnya itu sangat pahit, sulit, dan berbelit. Namun, inilah kenyataan dalam setiap hidup, masing-masing orang merasakan hal yang sama, hanya saja dengan cerita yang berbeda. Sebenarnya, hidup itu tergantung bagaimana Kita sendiri menyikapinya, Apakah kita mampu bertahan, ataukah tidak mampu. Massa waktu memang tak pernah terlihat nyata, Ia hanyalah ilusi yang dijadikan untuk sebuah patokan, dimana Kita selalu bergantung dalam mimpi, dimana kita dapat mengatur detak nadi.

Andaikan, Apa yang Aku rasa adalah apa yang Kau rasa, Mungkin Aku tak akan pernah meminta,

Aku tertinggal jauh, Kau pernah melihatku, mungkin untuk sesaat. Dari sepercik air yang membasahi dedaunan, membumi menghujam tanah, tertimbun dan mengeluarkan aroma. Kau adalah keindahan didalam setiap alunan nada, menyatu dengan irama, melekat erat bersama dalamnya rasa cinta. Aku mengenalmu dari kejauhan, ketika semua itu harus diawali dengan perasaan tanpa tujuan. Aku ada sebelum Aku bicara, mengatakan sepatah kata untuk kemudian Kau merangkainya menjadi sebuah prosa, dahulu Aku bukanlah bagian dari hidupmu, yang Kau harap dan Kau cintai dalam senandu waktu, tapi Aku kini Aku ada didalamnya, dan Kau telah memintaku untuk tetap tinggal disana. Aku tahu, diriku hanyalah teman untukmu, tapi Aku akan mengerti, akan Ku pahami, bahwa Kau membutuhkanku disini, meski hanya untuk menemani. :)

Sejauh apapun Kau pergi, ataupun Aku.
Tetap saja, Kau ataupun Aku adalah sebuah cerita.
Dahulu ataupun sekarang, Aku ataupun Kau adalah Kita.
Tidak ada ataupun ada, Aku dan Kau adalah sepasang bunga,
Meski berbeda, Aku merah dan Kau putih,
Aku dan Kau akan tetap berada didalam kasih,

Apapun keadaanya, apapun kenyaataanya ; Aku akan selalu ada untukmu, menyayangimu dan menemanimu.