Jumat, 19 Februari 2016

Diantara rasa

Terlanjur, tangkai bunga mawar yang berduri.
Bersyukur, memiliki rasa cinta yang tuhan beri.

Sebagian dari perjalanan, Aku berjalan dengan tenang tanpa alas kaki, menginjak sebuah bebatuan, menapaki dataran bumi ini. Aku memiliki beribu alasan untuk bertahan hidup, dan Kau salah satu-nya.

Ketika daun terjatuh menuju tanah yang terpisah menjauh dari tangkainya, Kau sendiri akan melihat ada sesuatu yang berbeda, semula daun dan tangkai tumbuh bersama, mereka bermula dari hal yang paling kecil dan hingga tiba saat dimana mereka terpisah. Begitulah, mungkin Kau juga akan merasakan hal yang sama, ketika Kau berada dengan seseorang yang selalu membuatmu nyaman, dengan seseorang yang selalu ada untukmu, selalu menemanimu, dan menyayangimu dengan tulus. Kau akan benar-benar tahu seberapa berartinya Dia untukmu ketika Dia menghilang, ketika Dia tak lagi ada kabar, dan entah kemana. Walapun mungkin Dia bukan seseorang yang Kau harapkan, meskipun Kau tidak mencintainya, tapi Kau akan merasa sangat berbeda ketika Dia tak ada, Kau akan merasa aneh, dan merasa sangat kehilangan. Sadarilah, tanyakan kepada hatimu "Siapakah orang yang selalu menemanimu?" . Jangan Kau menyadari ketika Dia pergi, jangan Kau sesali ketika Dia telah tak ada lagi. Kembalilah tanyakan pada hatimu, "Siapa yang sebenarnya berarti untukmu? Orang yang Kau cintai dahulu kala ataukah seseorang yang sekarang ada untukmu?" .

Ketika Kau memiliki beberapa lembar cerita yang telah usai, cobalah Kau mengawalinya dengan cerita yang baru.

Mungkin saja Kau tak pernah mengharap duri diantara tangkai mawar, namun kenyataanya duri itu ada disana. Lihatlah sebagai bunga yang utuh, jangan Kau menoleh karena terdapat berbagai duri.

Aku adalah "sesuatu" yang akan selalu berusaha menjadi "sesuatu" untukmu, entah baik atau buruknya Diriku, Kau sendiri yang akan menilainya, dan bukan orang lain.

Waktu membenarkan sebuah mimpi ketika Aku merasa berada diatas bayang-bayang, perjalanan dari bumi menuju alam mimpi melalui beberapa proses panjang, yang kemudian diharapnya dalam rasa sayang. Aku memiliki cara sendiri untuk menjadi diriku, apa adanya diriku tak akan merubah apa yang Kau inginkan, karena penilaian belum tentu sama dengan kenyataan. Tentu saja, dari ribuan peluh, raga ini menyisakan dua gambaran dimana Aku berada di titik paling gelap dan di titik paling terang, mungkin memang itulah hidup, mungkin begitulah cinta, yang terkadang memang sulit dimengerti adanya. Seperti, ketika Aku masih menjadi sosok anak kecil yang selalu merasakan arti kasih sayang, Aku tak benar-benar paham saat itu, dan ternyata setelah tumbuh beranjak dewasa Aku menyadari, bahwa hidup sesungguhnya itu sangat pahit, sulit, dan berbelit. Namun, inilah kenyataan dalam setiap hidup, masing-masing orang merasakan hal yang sama, hanya saja dengan cerita yang berbeda. Sebenarnya, hidup itu tergantung bagaimana Kita sendiri menyikapinya, Apakah kita mampu bertahan, ataukah tidak mampu. Massa waktu memang tak pernah terlihat nyata, Ia hanyalah ilusi yang dijadikan untuk sebuah patokan, dimana Kita selalu bergantung dalam mimpi, dimana kita dapat mengatur detak nadi.

Andaikan, Apa yang Aku rasa adalah apa yang Kau rasa, Mungkin Aku tak akan pernah meminta,

Aku tertinggal jauh, Kau pernah melihatku, mungkin untuk sesaat. Dari sepercik air yang membasahi dedaunan, membumi menghujam tanah, tertimbun dan mengeluarkan aroma. Kau adalah keindahan didalam setiap alunan nada, menyatu dengan irama, melekat erat bersama dalamnya rasa cinta. Aku mengenalmu dari kejauhan, ketika semua itu harus diawali dengan perasaan tanpa tujuan. Aku ada sebelum Aku bicara, mengatakan sepatah kata untuk kemudian Kau merangkainya menjadi sebuah prosa, dahulu Aku bukanlah bagian dari hidupmu, yang Kau harap dan Kau cintai dalam senandu waktu, tapi Aku kini Aku ada didalamnya, dan Kau telah memintaku untuk tetap tinggal disana. Aku tahu, diriku hanyalah teman untukmu, tapi Aku akan mengerti, akan Ku pahami, bahwa Kau membutuhkanku disini, meski hanya untuk menemani. :)

Sejauh apapun Kau pergi, ataupun Aku.
Tetap saja, Kau ataupun Aku adalah sebuah cerita.
Dahulu ataupun sekarang, Aku ataupun Kau adalah Kita.
Tidak ada ataupun ada, Aku dan Kau adalah sepasang bunga,
Meski berbeda, Aku merah dan Kau putih,
Aku dan Kau akan tetap berada didalam kasih,

Apapun keadaanya, apapun kenyaataanya ; Aku akan selalu ada untukmu, menyayangimu dan menemanimu.

Tidak ada komentar: