Membaca memang tak serumit menuliskan, Melihat tak serumit melakukan, dan Terdiam tak serumit menjalankan. Meskipun demikian, kita akan selalu dalam kebersamaan.
Kita semua berawal dari tulisan didalam selembar kertas biasa, Hingga waktu harus memisahkan Kita di akhir tulisan untuk sebuah cerita yang sempurna.
Tak terasa kini telah tiba waktu dimana semuanya harus diakhiri, cerita yang dari awal telah terjadi untuk dijamahi, canda-tawa yang sejak pertama sudah terangkai, dan suka-duka yang selalu ter- bingkai. Sekarang semua hanya akan tertinggal diantara bayang-bayang kenangan, dan terususun rapi karena kebersamaan. Jujur saja, Aku tak ingin semuanya berakhir, namun Aku-pun tak bisa menyalahi sebuah takdir. Aku ingin selalu ada disini, tempat dimana Aku bisa merasakan bahwa Aku ada sebagai sesuatu yang wangi. Mampu tertawa lepas secara murni, yang akan abadi, merasakan mencintai ataupun dicintai, didalam lantunan melodi, dan terbang tinggi untuk bermimpi. Tentang semua Teman-Ku, tentang Sahabat-Ku, tentang Musuh-Ku, ataupun tentang siapa yang membenci-Ku. Aku-Kamu, Dia ataupun mereka, dan juga siapa saja. Semuanya telah terekam didalam otak-ku, masuk secara perlahan kedalam tubuhku. Seperti : Bunga, mungkin kita melihatnya indah, dengan warna yang cerah. Akan tetapi jika kita hanya melihat saja, tanpa merawatnya, maka ia akan mati, dan tak akan kembali. Sama halnya seperti Kita, seperti apa yang telah ada. Jika kita hanya terdiam tanpa mengingatnya, maka semua akan hilang terbawa Prahara. Aku selalu berharap bahwa waktu mampu mengembalikan semua cerita-ku saat ada didalam sekolah bersama teman, akan tetapi bukan lagi untuk merintis dan berpikir kritis tentang sebuah pelajaran. Sudah cukup Ku rasakan, sudah lelah Ku jalankan. Kebiasaan dimana Aku memaksakan untuk berpendidikan didalam keterpaksaan. Aku berkata yang sebenarnya bahwa di sekolah banyak hal yang ingin Aku ucapkan atas dasar waktu yang telah berlalu : waktu dimana Aku terbiasa mengacuhkan perkataan guru yang mengampu mata pelajaran tertentu, bersikap sok belagu, menjadi murid yang tak mau tau, hanya senang bersekolah untuk bergurau dan terduduk di bangku, berpura-pura membisu, melakoni sebuah ambigu, berlagak kaku, dan bergaya keras bagaikan batu. Sejujurnya Aku bukanlah murid yang teladan, sedikit nakal dan bersikap tidak sopan.
Kalau saya periksa diri metode berfikir saya, sampai pada kesimpulan bahwa karunia daya khayal lebih berarti dari pada bakat saya untuk menyerap pengetahuan - Albert Enstein
Kamilah generasi sampah yang melanggar sebuah sumpah serapah, Kami hanya mau bersenang-senang untuk menghiraukan sebuah amanah, Kami bersikap frontal bagaikan busur panah, yang melesat kencang dan tidak ter-arah. Kami hancurkan waktu kami untuk bermetamorfosa didalam sekolah yang nyata, Kami ledak-kan bom atom untuk kebahagiaan yang kami ciptakan bersama-sama, Kami mengacuhkan semua perintah dan aturan yang telah ada. Karena bagi kami sekolah adalah tentang : apa yang kita jalani bersama Teman-Kawan, Sahabat-kerabat, dan bukan tentang sebuah pemaksaan untuk menghafalkan serangkaian pelajaran yang membosankan.
Memang Kita haruslah menuntut ilmu untuk mengerti, tetapi kami tidak suka dengan sistem pendidikan yang tertera dengan banyak opini. Karena Kami lebih suka yang nyata dan apa adanya daripada harus berpura-pura.
Tentang kebahagiaan Kami, kesenangan kami, semua cerita kami, yang menciptakan adalah kami sendiri. Bukanlah kalian, yang mengaku sebagai pihak-pihak oposisi pribadi.
Untuk semua teman-teman Ku :
Kita adalah sebuah atom-atom ataupun partikel-partikel kecil yang tak mampu dipisahkan, Kita hidup didalam molekul-molekul senyawa yang saling berkaitan dan tidak terhancurkan, Kita bergerak secara bersama-sama dengan sedikit perubahan, membentuk pergerakan didalam barisan, dan terkait untuk saling menyatu didalam perbedaan.
Aku tak ingin berpisah, semua kebiasaan yang telah Ku lakukan didalam kelas ini sudah menjadikan Aku sebagai sesuatu yang hidup untuk tetap melangkah. Disaat Aku merasa gundah, disaat Aku merasa gelisah, disaat Aku terluka parah, Teman-Ku selalu ada untuk memberiku kedamaian dan ketenangan yang cerah. Terimakasih untuk semuanya, untuk cerita yang telah sama-sama kita jalani dengan penuh rasa cinta, dengan harapan-harapan yang sempurna. Tentang kelas-ku yang selalu Aku rindukan : Aku tak akan pernah melupakan, indahnya sebuah arti persahabatan. Didalam kelas ini, semuanya berarti. Didalam ruangan ini, apa yang telah tercipta akan abadi. Aku tak akan pernah melupakan, suasana dimana Aku selalu beranjak untuk tumbuh menjadi satu bagian, bersama dengan kalian, dan merajut sebuah arti kebersamaan. Hari-hariku didalam kelas bersama kalian telah habis, kita semua akan menangis, tentang semuanya yang telah tertulis, dan sudah terbingkis. Jika kalian merindukan cerita kita, Cobalah untuk memutar ulang apa yang telah kita rekam sebelumnya, Kalian lihat kembali dimanakah sebenarnya tempat yang paling membuat kalian bahagia, disaat kalian tertawa, bercerita, bercanda, dan dikala suka ataupun duka. Semuanya hanya bisa didapatkan di dalam kelas, tak akan pernah terlepas dan selalu membekas. Meskipun terkadang alur cerita yang kita jalani selalu mendapatkan kendala karena suatu masalah, Kita semua tetap mampu menyelesaikannya dengan akhir yang indah.
Aku mencintaimu,
Kalian adalah bagian dariku.
Aku menyayangimu,
karena kalian adalah sesuatu yang selalu ada untuk diriku.
Terimakasih,
Untuk semua.
Semula Aku hanyalah tanah yang tandus disini,
Tidak mampu ditanami,
Tidak ter-jamahi,
Tidak bisa ditapaki,
Dan mati,
Hingga pada akhirnya kalian datang untuk menyirami-ku bagaikan air,
Terus mengalir,
Tidak pernah berakhir,
Selalu hadir,
Dan membuatku hidup dengan dipupuki serangkaian syair.
Terimakasih untuk kasih sayangmu,
Untuk kebaikan dan keikhlasan memberikan waktu,
Selalu berarti untuk-ku,
Dan semuanya akan teringat selalu.
Aku melahkah kedepan, meninggalkan kalian. Selangkah demi selangkah dan terus melaju dalam kedamaian. Aku tinggalkan semua ceritaku bersama kalian untuk perjalanan, namun cerita yang telah tercipta tidak akan pernah Aku lupakan. Suatu saat nanti Kita akan bertemu lagi disana, Meskipun dengan keadaan yang telah berbeda, dengan cerita yang tidak lagi sama, tetapi percayalah bahwa Kita akan bersama di lain cerita.
Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.
Ketika Aku harus mengulang ceritaku dengan tema yang berbeda, dengan lakon yang tak sama. Aku selalu mengingat cerita yang pernah Aku buat sebelumnya, Merasuk kedalam mimpi yang nyata, beralih dengan berbagai opini ataupun fakta, Semua terjadi secara bertahap dalam pola. Aku selalu berharap kebersamaan-ku dengan teman-ku selalu ada setelah kita lulus, dengan keikhlasan dan hati yang tulus. Aku hanya bisa berharap bahwa waktu memberikan detak terbaiknya bagi-ku dan juga teman-ku, untuk selalu melangkah maju, meninggalkan hal-hal yang telah berlalu. Semuanya tak akan pernah terlupakan, kawan!
Apakah yang akan Kalian lakukan setelah Kita berpisah? Sekarang,esok,ataupun lusa?
Inilah tahap dimana kita beranjak untuk tumbuh dewasa, beralih dari masa SMA ke masa yang lebih tua, menjadi diri sendiri yang mencoba untuk menapaki sebuah kehidupan yang lebih nyata. Pada saat inilah Kita akan tumbuh ke-tahap selanjutnya untuk menerima kehidupan yang lebih pahit lagi, Kita tinggalkan masa dimana kita selalu berarti, didalam kelas ini, disekolah ini, semua cerita telah terjadi dan kini kita lalui. Bisa jadi selanjutnya kita akan merasakan hitam dan kelabu, tak se-indah saat kita berseragam putih abu-abu, tak selepas saat kita berada bercanda diatas dibangku. Pilihan kita kini hanyalah tetap melangkah meninggalkan yang pernah ada sebelumnya, karena kita tak bisa menyalahi sebuah kenyataan untuk bermetamorfosa, meskipun itu bukanlah yang kita minta, tetapi mau tidak mau kita harus melakukannya.
Kawan, teman, melangkahlah! Teruslah maju untuk meraih semua impian dan cita citamu, jangan pernah berhenti untuk bermimpi, jangan pernah lari dari kenyataan yang membuatmu merasa mati. Hadapilah semua rintangan, selesaikanlah sebuah tantangan, didalam semua angan, wujudkanlah sebuah harapan.
Teteskanlah linang air mata kebahagiaan, untuk tetap erat marilah kita berpelukan, untuk salam perpisahan mari kita bersama-sama membuat sesuatu yang menyenangkan.
Selamat berpisah teman-temanku, sampai bertemu dilain waktu!
Mari kita bernyanyi teman, untuk terakhir dalam kebersamaan..
KITA SELAMANYA
It's not the end, it's just beginning
Detak detik tirai mulai menutup panggung,
Tanda skenario baru mulai diusung,
Lembaran kertas barupun terbuka,
Tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga,
Kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu,
Pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu,
Masa jaya putih biru atau abu-abu,
Memori cerita cinta aku, dia dan kamu,
Saat dia (dia) dia masuki alam pikiran,
Ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan,
Cinta masa sekolah yang pernah terjadi,
That was the moment a part of sweet memory,
Kita membumi, melangkah berdua,
Kita ciptakan hangat sebuah cerita,
Mulai dewasa, cemburu dan bunga,
Finally now, its our time to make a history,
Bergegaslah kawan... tuk sambut masa depan,
Tetap berpegang tangan, saling berpelukan,
Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan,
Kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!
Satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori,
Satu cerita teringat didalam hati,
Karena kau berharga dalam hidupku, teman,
Untuk satu pijakan menuju masa depan,
Saat duka bersama, tawa bersama,
Berpacu dalam prestasi... (huh) hal yang biasa,
Satu persatu memori terekam,
Didalam api semangat yang tak mudah padam,
Ku yakin kau pasti sama dengan diriku,
Pernah berharap agar waktu ini tak berlalu,
Kawan... kau tahu, kawan... kau tahu kan?
Beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan,
Bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan,
Tetap berpegang tangan dan saling berpelukan,
Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
Kenanglah sahabat... Kita untuk slamanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar