"Sayang... Aku terlalu letih, Namun mengapa Kamu mengajak-Ku melangkahkan kaki ini kedalam mimpimu? Apa mungkin saat itu kamu telah menungguku didalam ruang mimpimu dengan dimensi yang berbeda? Ataukah ada sesuatu yang ingin kamu katakan kepadaku sebelumya? Sayang.. Katakalah.." .
Aku bertanya kepada bayanganku, Aku mengantuk dan kemudian terlelap tidur, Ke-esok kan harinya tepat pukul 05.00 WIB. Dimana semua sistem dalam tubuh ini telah bergerak kembali, Aku ter bangun dari kematian sesaatku ini, Aku telah bersiap dan bergegas untuk bertemu kamu lagi. Setiap Aku berangkat Sekolah, Aku selalu tersenyum seperti tak ada beban yang Aku rasakan, Mungkin itu karena disetiap Aku memikul Beban berat, Kamu selalu membuatku menjadi semangat. Tetapi disaat pertemuan kita kemarin,Mengapa tiba-tiba kamu berbicara ini kepadaku : Disaat tinta yang Aku punya telah habis, Hanya diri ini yang akan teriris, Disaat Aku tak lagi dapat menulis, Aku pastikan bahwa diantara kita pasti akan ada yang menangis..
Aku terus saja memikirkan hal itu, Kamu mengucapkannya seperti ingin memberitahuku bahwa Akan ada yang hilang. Dan disetiap waktu yang berlalu memberikan pertanda buruk yang terjadi berulang-ulang. Aku tak mengerti semuanya, Karena yang Aku tau hanyalah Kamu selalu ada.
"Sekolah, Bagiku bukan bagaimana pelajaran-pelajaran itu dipahami, Tetapi Sekolah bagiku adalah Saat Aku memandangmu dan kemudian Kamu begitu berarti" Ahhhh... Kata-kata macam apa itu? Aku tak mengerti. Sepertinya Aku terlalu sibuk memikirkanmu daripada memikirkan pelajaran, Sehingga Aku menganggapmu yang terpenting dalam pikiran.
Saat Bel pertanda dimulainya pelajaran telah terdengar, Semua murid masuk kedalam kelasnya masing-masing, Kemudian Aku pun masuk kedalam kelasku dan duduk ditempatku yang tepat berada dibelakang ( Indah ). Ya... Dialah orang yang selama ini Aku kagumi, Dan kita sangat dekat denganku.
Saat itu jam pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia, Setelah semua sudah siap dengan belajarnya dan kami memulai pelajaran, "Anak-anak, Mari kita buka buku paket halaman 29, Dan kita akan mempelajari secara rinci tentang puisi". Bu Rara, Guru Bahasa Indonesia kami, Beliau mengatakanya dengan begitu lemah lembut, Dan itu yang membuat Aku sangat bersemangat untuk mengikuti pelajarannya. Kami disuruh membuat PUISI sesuai dengan perasaan, Kata Bu Rara, Buatlah puisi dan berkatalah sesuai hati. Lalu, Aku berpikir sejenak Kemudian merasakan apa yang harus Aku katakan, Kami hanya diberikan waktu 30 menit untuk menyelesaikannya, Dan 30 menit lagi untuk membacanya didepan.
Aku memulai tulisanku :
Sayang...
Kamu telah tertulis didalam perjalananku,
Kamu adalah warna didalam memoriku,
Terpendam secara berdampingan dengan hatiku,
Sayang..
Mengalirlah bagai air yang tak pernah berhenti,
Tetaplah disini menyinariku bagai mentari,
Membuatku merasakan kehangatan sejati,
Sayang..
Kamu adalah jiwa..
Saat tubuh ini tanpamu,
Aku tidak akan hidup didunia,
Dan diSaat Aku layu,
Kamu yang akan menyiraminya..
Sayang..
Tetaplah untukku!
Itulah yang Aku tulis kedalam buku, Sebenarnya puisi itu murni Aku tujukan kepada Indah, Namun Ia tak mengetahuinya.
Setelah waktu 30 menit pertama habis, Bu Rara memanggil satu per satu nama dari abseni untuk membacakan kedepan,
"Aldo, Kamu yang pertama maju". Kata Bu Rara,
Kemudian Aldo pun bergegas ke depan dan membacakan Puisi miliknya :
Ibu, Aku tak akan hidup tanpamu..
Aku tak akan bisa berdiri jika tidak ditatihmu,
Disetiap apa yang Aku rasakan,
Ibu selalu hadir kedalam pikiran,
Ibu, Terimakasih untukmu dalam semua kebaikan..
........
........
........
........
Aku tak mengingat puisi Aldo semuanya, Itu sedikit Puisi Aldo yang Aku ingat,
Kemudian Bu Rara memanggil yang kedua untuk membacakan puisinya di depan,
"Indah, Kamu yang kedua.. " Ucap Bu Rara.
Wahh... Indah, Aku ingin menulis Puisinya kedalam buku yang Aku miliki,
Indah pun maju dan membaca Puisi miliknya :
Aku mencintaimu seolah-olah Kamu adalah Pelangi,
Disaat Aku memandang, Kamu terlihat sempurna disini..
Aku menyayangimu seolah-olah kamu adalah cahaya,
Disaat Aku tertidur, Kamulah yang hadir untuk membuatku semakin cinta..
Aku mengagumimu seolah-olah kamu adalah Bintang,
Disaat Aku merasa kesepian, Maka kamulah yang akan membuatku tenang..
Ahhh indah! Puisimu membuatku merasa begitu hidup, Aku harap puisi itu adalah Aku.
Setelah selesai membaca,Indah pun kembali ke tempat duduknya,
"Indah, Puisimu sangat bagus.." Aku mengatakan kepadanya,
"Terimakasih, Semoga kamu merasakanya.." Indah menjawabnya,
kemudian Aku berpikir, Mengapa indah mengatakan itu kepadaku. Apakah puisi itu benar untukku? Ataukah hanya Aku yang terlalu berharap? Entahlah.. Aku tak mau ambil pusing,
Disaat Bu Rara membacakan urutan ketiga, Di saat yang bersamaan Bel tanda pergantian jam terdengar, "Kringg.... Kring....". Kemudian kami mengakhiri pelajaran pertama, Padahal Sebenarnya Aku ingin membacakan puisiku buat Dia, Tetapi waktu menolaknya.
Setelah berjam-jam kami bertatap dengan pelajaran, Tak terasa telah tiba waktunya untuk pulang..
"Indah, Ayo pulang.. " Aku mengajaknya pulang,
"Ayo, Tapi Aku mau kita jalan-jalan dulu, Kamu mau kan temani Aku? " Indah mohon untuk Aku temani,
"Iya, Aku pasti mau, Aku akan selalu ada untukmu.." Aku menjawabnya.
Kemudian kami berjalan berdua, bercerita, Bercanda, Dan banyak lagi.
Indah mengajakku ketempat yang begitu sempurna, Indah mengajakku duduk,
Dan dia mengatakan kepadaku :
Kamu jangan pernah bersedih suatu saat nanti jika Aku tak lagi ada, Karena hidup pasti ada yang datang dan juga ada yang pergi. Kamu tak perlu untuk terlalu mencintaiku, Yang Aku minta hanya Kita selalu ada, Aku ada untukmu dan Kamu ada untukku.
Kemudian Aku menatap wajahnya, Melihat bayangan dimatanya, Ia begitu benar-benar mengatakan hal yang membuatku bersedih, Entah mengapa Aku selalu ingin menjaganya disaat seperti ini, Aku ingin memeluknya agar Dia tak bersedih lagi, Ya.. Aku paham dengan apa yang Dia katakan. Kita hidup pasti suatu saat akan ditinggalkan oleh seseorang yang begitu sangat berarti, Aku meresapinya, Tetapi yang Aku pertanyakan, Mengapa Indah mengatakan hal ini begitu cepat?
Kemudian Aku mengatakan kepada indah :
Indah, Hidup adalah sebuah pilihan,
Ketika Aku harus memilih untuk bahagia tanpamu atau susah untukmu,
Aku akan lebih memilih susah untukmu, Kamu tau mengapa? Karena Disini Aku merasa sangat tenang, Saat kamu bersamaku, Dan saat kamu ada untukku. Mungkin Aku tak sebaik yang kamu bayangkan, Tapi peecayalah..
Disini Aku akan selalu ada untuk menemanimu,
Tiba-tiba indah membuka tasnya dan mengambil sesuatu,
"Ini untukmu.. " Kata Indah.
"Apa ini? " tuturku dengan menatap wajah cantiknya.
"Itu adalah puisi yang tadi Aku baca, dan itu untukmu.." kata Indah.
Wahhh... Mimpi macam apa ini? Begitu tak Aku sangka jika ternyata puisi itu untukku, Aku sangat senang mendapatkanya, Aku tau itu hanyalah seuntaian kata, Namun Aku sangat membutuhkannya.
Beberapa menit setelahnua, Aku melihatnya : Indah terlihat sangat letih, Kemudian Aku mengajaknya pulang, Aku menggendongnya dan membawanya kerumah Indah. Aku tak takut dimarahi oleh orang tuanya, Karena Aku sudah begitu dekat dengan indah, Sehingga Orang tuanya pun mempercayaiku untuk menjaganya. Setibanya di rumah, Aku menyuruhnya untuk beristirahat, Orang tuanya telah menunggu disana, Aku menjelaskan kenapa Aku dan Indah pulang agak terlambat, Setelah Aku menjelaskan .. kemudian Aku berpamitan kepada orang tuanya untuk pulang.
Aku berjalan selangkah demi selangkah menuju ke rumah, Dirumah biasanya Aku selalu menuliskan sedikit tulisan apa adanya yang selalu tertuju kepada Indah, Aku mempunyai buku khusus untuk semua ini.
Sore hari untuk indah : Dalam pelangi, Terdapat warna yang membuatnya begitu Indah, Aku melihat keduanya saling melengkapi, Antara Warna dan Bentuk, Antra kemurnian dan petunjuk.. Dimanapun Ia berada, Ia sangat sempurna, Dan bagaimanapun bentuknya, Ia tetap yang terIndah sepanjang masa.
Disaat malam hari, Disaat Aku ingin tertidur, biasanya Aku selalu menghubungi Indah untuk sekedar mengucapkan "Good Night My Love, Have a nice dream" . Indahpun juga selalu mengatakanya kepadaku. Tetapi disaat malam itu, Entah mengapa Aku tak bisa tertidur, Aku membayangkan Indah akan pergi, Tetapi Aku mencoba untuk tidak berpikir hal yang buruk dalam diri, Mungkin itu hanya bayangan saja, Dan Aku harap tidak menjadi nyata.
Kemudian Aku tidur dan menjemput mimpiku, Aku berharap Indah ada didalamnya,
Ke esokan harinya, Alarm membangunkanku. Seperti biasa Aku bersiap untuk sekolah, Aku mandi.. Kemudian sarapan, Dan bergegas menjemput Indah dirumahnya, Aku berjalan dengan pelan, Setibanya dirumah Indah, Aku tak mengerti mengapa rumahnya begitu banyak orang, Mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing. Aku semakin merasa tak enak, Aku melihat bendera kuning telah terpasang di tiang penyangga rumahnya, "Ada apa ini???? Aku masuk kedalam rumahnya, Bertemu orang tuanya. Kenapa Bapak? Kenapa Ibu? Kenapa menangis?? Mana Indah Pak.. Bu.. Mana??". Aku bertanya dengan cemas, Aku masuk kamar Indah, Aku melihat seseorang telah tertutup kain putih, Aku tak percaya kalau itu adalah indah, Aku mencoba untuk tenang, Kemudian orang tuanya menyusulku masuk kedalam kamarnya Indah.
"Kamu yang sabar ya.. Indah sudah tidak ada.. Kamu jangan pernah bosan untuk kerumah ini meskipun Indah tidak ada, Kamu jangan lupakan Indah yaa. " Ibunya mengatakan kepadaku sembari memegang pundakku dan kemudian memelukku,
" Sekarang hanya kamu yang akan membuat semuanya terasa masih ada, Kamu tetap disini.. " kata Bapak Indah yang mencoba untuk selalu mempercayaiKu.
Aku tak mengerti mengapa semua ini terjadi, Mengapa semuanya benar-benar terjadi? Aku tak bisa lagi menahan air mata ini, Aku menangis.. Aku merasa benar-benar kehilangannya, Aku tak percaya semuanya.
"Indah bangunlah! Ayo kita berangkat sekolah bersama-sama, Ayo kita berbicara lagi, Indah.. Kamu kemarin mengajakku untuk jalan bersama, Ayo kita berjalan bersama lagi Indah.. " Aku mengungkapkan dengan air mata yang terus mengalir,
kenapa Waktu memisahkan kita begitu cepat? padahal Aku baru saja bahagia.
Aku sendirian, Aku berpikir lagi, Menanyakan didalam hati, Ternyata Indah kemarin mengajakku dan berkata seperti itu karena Dia berpamitan ingin pergi selamanya, Ternyata apa yang Aku rasakan akhir-akhir ini adalah perpisahan kita, Andai Aku tau kalau itu adalah Pertemuan Terakhir, Aku tak akan pernah pulang..
sebenarnya sejak lama Aku curiga dengan Indah, Dia seperti sedang sakit, terkadang Indah seperti lemas, Dia sering pingsan dan sering kali merasakan pusing, Namun setiap kali Aku menanyakanya, Indah tidak pernah mau menjawabnya.
Perpisahan itu akan selalu ada karena kita pernah berjumpa, Kita pernah bersama dalam canda - tawa dan
bahagia.. Setiap tetes air mata yang
tertumpah di hari ini, akan menjadi
saksi atas kebersamaan kita, Dan akan Aku pegang seerat- eratnya..
Hari-hari yang kan ku jalani,
Kini semua kan terasa sunyi..
Walau hampa pasti ku hadapi,
Ku ucapkan,
Selamat jalan..
Selamat jalan Indah, Semoga kau tenang,
Semua canda bayangmu tak akan pernah hilang..
Dalam setiap langkah, Kau selalu ada..
Sampai kini Ku tak percaya Kau telah tiada..
Mungkin batu nisan pisahkan dunia kita,
Namun ambisimu kan ku jaga selalu membara..
Gapailah do'a yang selalu ku baca..
Menemani langkahmu menuju singgah sana Surga..
Rasa takut akan kematian adalah
yang paling dibenarkan dari semua
ketakutan, karena tidak ada risiko
kecelakaan bagi seseorang yang
sudah tiada - (Albert Einstein).
Sebelumnya Orang tuanya tak pernah mengatakan kepadaku bahwa ternyata Indah memiliki penyakit Tumor Otak yang telah dirasakan cukup lama, Tetapi kemarin Ibunya baru mengatakan kepadaku Sebenarnya ibu ingin mengatakan kepadaku dari dulu, Namun Indah yang memintanya untuk tidak mengatakan kepadaku, Katanya : Agar Aku tidak terlarut sedih dan ikut merasakanya, Indah ingin Aku bahagia. Dalam benaknya ; Jika Aku mengetahui dari awal, Maka Aku pun akan terus bersedih, Itulah sebabnya mengapa Indah menyembunyikanya, Mungkin Dia ingin melihatku bahagia sebelum Ia pergi untuk selama-lamanya..
Indah! meski kamu tak lagi disampingku, Tetapi kamu selalu ada dihatiku,